Jakarta, Surau.id — Pemanfaatan internet oleh peserta didik di Indonesia masih didominasi untuk kebutuhan hiburan. Temuan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan Statistics of Education 2025 mencatat 92 persen pelajar mengakses internet untuk menonton konten hiburan, menjadikannya tujuan penggunaan tertinggi di kelompok usia sekolah.
Masifnya perkembangan teknologi digital—mulai dari kecerdasan buatan (AI), augmented reality (AR), hingga virtual reality (VR)—dinilai ikut memperkuat tren tersebut. Inovasi tersebut menawarkan pengalaman hiburan yang semakin imersif dan interaktif, sehingga menarik minat generasi muda yang tumbuh dalam kultur digital.
Di balik meningkatnya akses digital, internet sejatinya telah membuka berbagai peluang baru dalam proses pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh yang dulu dianggap mustahil kini menjadi bagian dari keseharian. Namun, data BPS menunjukkan proses belajar masih bukan prioritas utama pengguna internet di kalangan pelajar.
Selain hiburan, penggunaan internet banyak diarahkan untuk media sosial (69 persen) dan pencarian informasi (68 persen). Adapun kegiatan belajar daring menempati posisi keempat dengan hanya 33 persen responden yang memanfaatkannya untuk tujuan tersebut.
Penggunaan internet untuk transaksi digital juga mulai terlihat. Sebanyak 19 persen pelajar tercatat membeli barang atau jasa secara daring, sementara 13 persen lainnya memanfaatkan internet untuk membuat konten digital maupun berkirim e-mail.
Fenomena kreator digital yang tumbuh di platform seperti YouTube dan TikTok diperkirakan menjadi salah satu pemicu meningkatnya minat generasi muda pada aktivitas produksi konten.
Aktivitas lainnya yang tercatat yakni penggunaan layanan e-banking oleh 5 persen peserta didik dan penjualan barang/jasa secara daring oleh 1 persen. Selain itu, 5 persen responden mengakses internet untuk keperluan lain di luar kategori utama.(*)
