Cropped Red S Simbol.webp
Surau.ID •
26 November 2025 | 06:29 WIB
Inspirasi

Kisah Bana Al Abed, Remaja Suriah 17 Tahun yang Mengadvokasi Anak-Anak Korban Perang di Aleppo

Bana Al-Abed, remaja asal Suriah.
Bana Al-Abed, remaja asal Suriah.

Surau.id — Bana Al-Abed, remaja asal Suriah, meraih penghargaan International Children’s Peace Prize tahun ini. Namanya kini sejajar dengan sosok-sosok muda dunia seperti Greta Thunberg dan Malala Yousafzai.

Pada usia 16 tahun, ia dikenal luas setelah suaranya menggema dari kota Aleppo yang terkepung melalui cuitan Twitter, “Kami tidak akan tinggal diam dalam menghadapi mereka yang menjadikan darah sebagai alat kekuasaan,” ujarnya.

International Children’s Peace Prize merupakan penghargaan tertinggi bagi anak muda yang mendorong perubahan nyata. Pengakuan ini diberikan atas dedikasi Bana yang tak kenal lelah dalam membela anak-anak terdampak perang, termasuk upayanya menyatukan kembali anak-anak terlantar dengan keluarganya serta memperjuangkan pendidikan dan advokasi yang memberi harapan bagi generasi berikutnya.

Kini bermukim di Turki, Bana menjadi salah satu suara paling berpengaruh bagi anak-anak di zona konflik. Ia memperjuangkan perdamaian, keadilan, dan akses pendidikan — sebuah tekad yang tumbuh dari pengalaman pahitnya menyaksikan langsung kehancuran Aleppo. Ia kehilangan banyak orang terdekat, termasuk sahabatnya, Yasmine.

Pengalaman yang Mengubah Arah Hidup

Trauma akibat perang mendorong Bana berkomitmen membela hak-hak anak agar tidak ada lagi yang mengalami penderitaan serupa. Ia memulai perjuangannya dengan merekam realitas perang melalui buku harian, blog, hingga media sosial.

Salah satu kampanye terkenalnya, “Dukung Aleppo,” berhasil menarik perhatian dunia hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron turut memberi tanggapan, membuat Bana dijuluki sebagai “Ikon Aleppo.”

Dalam kampanye tersebut, ia menyerukan aksi global untuk melindungi anak-anak yang hidup dalam konflik. Selain advokasi, Bana juga menjalankan berbagai inisiatif nyata: mempertemukan kembali sekitar 5.000 anak yang hilang dengan keluarga mereka, membantu membuka kembali sekolah-sekolah yang rusak, serta menyediakan akses pendidikan dan tempat tinggal aman bagi remaja pengungsi.

Suara dari Konflik

Dalam pidato penerimaan penghargaan di Balai Kota Stockholm, ia menyampaikan pesan mendalam, “Perdamaian bukanlah kemewahan. Dunia harus mendengarkan kita. Masa kecil kita telah direnggut akibat perang dan konflik. Kita menginginkan perdamaian, dan bagi anak-anak yang menderita akibat perang, kalian tidak sendirian.”

Selain aktivitas kemanusiaannya, Bana juga dikenal sebagai penulis dan pembicara. Dua bukunya, Dear World dan My Name is Bana, telah diterjemahkan ke lebih dari 15 bahasa, menceritakan pengalaman hidup di tengah perang Suriah. Ia juga berkontribusi dalam publikasi internasional, tampil dalam film dokumenter Voices from Syria, serta mengadakan lokakarya bagi anak-anak pengungsi di Turki dan Yordania untuk memberi dukungan pendidikan dan psikososial.

Mengembalikan Harapan Anak-Anak Suriah

Sebagai penerima penghargaan, Bana memperoleh Patung Nkosi, Hibah Studi dan Perawatan Desmond Tutu, serta dana sebesar €75.000 untuk mendukung proyek kemanusiaannya. Ia berkomitmen menyalurkan €50.000 untuk inisiatif yang ia jalankan, sementara €25.000 lainnya diberikan kepada para anak muda pejuang hak anak lainnya.Meski belum dapat kembali ke Suriah sejak keluarganya mengungsi, perjuangan Bana tetap menjadi bagian dari upaya membangun kembali negeri dan sekolah-sekolah yang hancur. Dedikasi itu mendapat apresiasi dari Marc Dullaert, ketua komite ahli dan pendiri KidsRights.

“Bana mewujudkan semangat keberanian, ketahanan, dan komitmen terhadap. Meskipun menghadapi tantangan yang sangat besar, ia telah mengubah pengalamannya menjadi platform advokasi, menginspirasi komunitas global untuk melindungi jutaan anak yang terdampak konflik,” ujarnya.(*)

Penulis: Redaksi Surau.ID
TAGS
White Surau
Media Kolaborasi Bersama untuk informasi yang lebih dekat dengan pembaca.

Langganan

Dapatkan artikel atau tulisan terbaru dari Surau.id
Copyright © 2025 Surau.id