Surabaya, Surau.ID — Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Surabaya angkat suara atas viralnya video seorang oknum aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang tertangkap bermain judi online (judol) saat jam kerja. Meski telah dikonfirmasi sebagai rekaman lama dan oknum tersebut disebut sudah tidak lagi bertugas di Balai Kota, GMNI menilai insiden itu tetap mencoreng citra pemerintahan kota.
Ketua DPC GMNI Surabaya, Alfito Rafif Amanda, mengecam keras tindakan tidak pantas tersebut. Menurutnya, perbuatan itu merupakan bentuk pelanggaran etik yang merusak martabat institusi publik.
“Kami mengecam segala tindakan yang mencederai marwah Pemerintah Kota Surabaya. Meskipun itu video lama dan Plt Diskominfo sudah mengklarifikasi bahwa oknum tersebut tak lagi bekerja di Balai Kota, kami menuntut Wali Kota Eri Cahyadi melakukan sidak menyeluruh agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tegas Alfito.
GMNI Surabaya menilai kasus ini harus menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap kedisiplinan ASN di lingkungan Pemkot Surabaya. Alfito menuturkan bahwa lemahnya pengawasan internal dapat berdampak langsung pada kualitas pelayanan publik dan integritas penyelenggaraan pemerintahan.
“Kami ingin yang terbaik untuk kota ini ke depannya. Karena itu, kami mendesak agar Wali Kota Eri Cahyadi membuka ruang dialog terbuka guna memperketat pengawasan terhadap kedisiplinan ASN,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa seluruh praktik pemerintahan harus dijalankan sesuai Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB). Setiap bentuk pelanggaran etika maupun disiplin, kata Alfito, harus ditindak tegas tanpa tebang pilih.
GMNI Surabaya berharap insiden ini tidak berhenti sebagai polemik viral semata, melainkan menjadi dorongan bagi Pemkot untuk memperbaiki sistem pengawasan internal.
“Pelanggaran seperti ini harus ditindak tegas tanpa memandang siapapun,” tutup Alfito.(*)
