Probolinggo, Surau.ID – Komunitas Lingkar Hadis Nusantara (LHN) kembali membuka ruang diskusi keilmuan melalui Hadistalk bertema “Hadis sebagai Inspirasi Pendidikan: Menggali Nilai-Nilai Islam untuk Masa Depan”. Acara yang digelar Senin, 1 Desember 2025, di kediaman Hasan Shidqi, Sumurdalam, Besuk, Probolinggo, itu menarik perhatian akademisi, pendidik, mahasiswa, dan masyarakat yang menaruh minat pada pengembangan studi Islam.
Hadistalk menghadirkan dua narasumber: Muhamad Fauzen, M.Pd, akademisi sekaligus tokoh masyarakat Batur yang aktif menggerakkan literasi dan dakwah berbasis komunitas; serta Hasan Shidqi, M.Pd, akademisi muda dan wisudawan terbaik Pascasarjana Universitas Al-Falah As-Sunniyah (UAS) Kecong Jember.
Dalam paparannya, Muhamad Fauzen menekankan bahwa hadis memuat nilai etik yang bisa diintegrasikan ke dalam pendidikan modern. Ia menilai pendidikan hari ini menghadapi krisis karakter yang tak cukup dijawab oleh metode pengajaran semata.
“Hadis mengajarkan toleransi, kedisiplinan, kesabaran, etos kerja, hingga kepedulian sosial. Jika nilai-nilai ini dibawa ke ruang kelas, kita tidak hanya mendidik intelektual, tetapi juga membentuk akhlak,” ujar Fauzen.
Ia menyebut pendekatan pendidikan berbasis hadis mampu menambah kedalaman spiritual dan moral peserta didik di tengah tantangan era digital.
Sementara itu, Hasan Shidqi menyoroti relevansi hadis sebagai inspirasi bagi inovasi pendidikan. Menurutnya, pola pendidikan Rasulullah bersifat personal, empatik, dan sangat humanis.
“Rasulullah memadukan ketegasan nilai dengan kelembutan akhlak. Pendekatan seperti ini penting untuk sistem pendidikan kita hari ini yang sering kehilangan sentuhan kemanusiaan,” kata Hasan.
Ia menegaskan pendidikan Islam masa depan perlu menyeimbangkan pengetahuan, akhlak, dan karakter. Hadis, katanya, memberi rujukan komprehensif untuk membangun kurikulum yang lebih humanis.
Sesi diskusi berlangsung interaktif. Peserta mengajukan beragam pertanyaan—mulai penerapan nilai hadis di sekolah, tantangan moral generasi digital, hingga cara menghidupkan kembali tradisi kedekatan guru-murid ala pesantren. Narasumber menegaskan bahwa keteladanan dan hubungan emosional adalah kunci pendidikan Rasulullah sebagaimana tercermin dalam hadis-hadis.
Hadistalk menjadi bukti konsistensi Lingkar Hadis Nusantara dalam merawat tradisi intelektual Islam dan menjembatani studi hadis dengan kebutuhan zaman. Melalui platform ini, LHN membangun jejaring akademisi, mahasiswa, dan masyarakat untuk memperkaya khazanah keilmuan Islam.
Kegiatan tersebut juga menjadi pengantar bagi diskusi lanjutan mengenai pendidikan Islam berbasis nilai-nilai hadis. Kedua narasumber sepakat: tantangan peradaban modern perlu dijawab dengan kembali pada sumber nilai Islam yang kokoh—salah satunya melalui penguatan literasi hadis.
Dengan penyelenggaraan Hadistalk ini, Lingkar Hadis Nusantara menegaskan kembali perannya sebagai ruang belajar sekaligus ruang inspirasi bagi generasi muda untuk semakin dekat dengan warisan nilai Rasulullah.(*)