Puisi-puisi Rahem Umar*
Pak (1)
Bagiku kau tak pernah mati
Kau selalu hidup di hati
Jasadmu boleh tak kulihat
Tapi nasihatmu begitu terpahat
Anakmu, patuh
Cepat atau lambat
Aku akan seperti yang kau pinta
Yang kau harap
Percayalah
12 Desember 2018
Pak (2)
Aku tak tahu banyak cara mengenangmu
Yang kutahu hanya mengingat nasihatmu
Seperti sebuah kisah para petualang
Mengingat nasihatmu kadang buram
Kadang hilang, lalu kembali datang
Seperti tiap malam tanggal satu Tahun Baru
Aku pulang larut malam
Dan kau masih duduk di kursi di emper rumah
Serupa kekasih menunggu pujaan hatinya datang
Tak banyak kata lalu kau bergegas ke tempat tidurmu
Akupun ke tempat tidur
Kau mengira aku langsung terlelap
Padahal, aku sedang mengintaimu dalam gelap
Kutahu kau sedang berdoa untukku
Dalam lirih dzikir kau sebut nama anakmu ini
Pak
Malam ini terasa malam itu
31 Desember 2018
Imaji
Laut luruh
Rindu bergemuruh
Senja berpeluk sajak
Memanja di kening pujangga
24 Desember 2018
Nay
Nay,
Malam ini mataku ngantuk
Tapi aku belum bisa tidur
Ada senyummu menyelinap dalam benakku
Nay,
Bila hujan malam ini membasahi halaman rumahmu
Maka jangan kau menggigil kedinginan
Sebab, setiap tetesnya adalah ungkapan rinduku padamu
Nay,
Sebelum kau ke tempat tidurmu, malam ini
Cobalah buka pintu lemarimu
Mungkin terselip gambarku di situ
Jika tidak, cobalah beranjak ke halaman rumahmu
Lalu lihatlah ke langit sana
Bahwa di antara ribuan bintang kuselipkan 1 kata doa untukmu
Nay, semoga kau ada untukku
Selamanya
02 Desember 2018

*Penyuka sastra ini adalah Jurnalis MNC Group di Sumenep. Mantan Ketua Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS) Periode 2016-2018.