Puisi Lukman Hakim AG.*
bila kau ingin berlayar, naiklah ke sampan hanyut bersamaku. di atas ombak dan arus. di kesiur angin. segalanya tercipta. jangan takut dibelah gelombang memanggil badai sampai tiba di pusar laut. pusat percintaan yang mengantarkan kita uh, jauh arah jauh labuh. kemudian terhempas menjadi makhluk terasing. dan terkutuk. lalu kita bangun dan mengakui luas samudera.
bila kau rindu, sebutlah namaku dengan mengusap keningmu. seperti di pusar laut. atau, datanglah padaku. hingga kita lebur di ruang kosong; semua hampa. semua sia-sia di bawah langit semesta. bila rindumu itu tersebab perjauhan jarak ruang dan waktu. kita pun tersesat sebelum memanjat menemuinya. takut kita jatuh. bangun. terhempas. bangun dan jatuh lagi. bangun. terhempas jauh. uh! tergelepar. sadar!
bila kau ingin berlayar karena rindu bersamaku ingatlah kesempurnaan hanyalah bayang-bayang, dan angan. seperti Adam dan Hawa di sorga. yang menjadikan kita korban pendosa yang baik di dunia. yang mencoba membangun dan merapikan sorga lain dalam kepala. dalam khayal kita. dalam khayal. tentang sesuatu yang paling sempurna sekaligus kandang bagi binatang buas sebangsa serigala.
Batuan, Februari 2011
* Lukman Hakim AG, salah satu penyair Madura yang juga menulis dalam bahasa Madura. Selain aktif menulis dan menjadi pembicara, kini menjadi Redaktur Budaya Koran Jawa Pos Radar Madura.
Sumber: HIJRAH, Kumpulan Puisi Sanggar Bianglala, Hal. 54.