Sumenep, SURAU.id – Tari Muang Sangkal, demikian namanya. Tarian ini begitu populer, bahkan tidak hanya di Sumenep, tempat seni gerak tersebut lahir dari penciptanya.
Selain karena digunakan sebagai tarian penyambut tamu dan tokoh dalam acara-acara, khususnya yang besar dan berskala, tari ini termasuk kesenian Sumenep yang cukup digandrungi anak muda pecinta seni gerak, khususnya di Kota Keris.
Penelusuran SURAU.id, ada banyak situs media online maupun blogger luar Sumenep, Madura yang mengulas Tari Muang Sangkal.
Selain dipelajari oleh generasi muda secara umum, Tari Muang Sangka secara khusus juga dilestarikan oleh para murid sang pencipta tarian fenomenal tersebut.
Asal Muasal dan Penciptanya
Tari Muang Sangkal adalah salah satu seni tari asal Sumenep, Madura, Jawa Timur yang mengangkat kembali nuansa kehidupan keraton zaman dahulu.
Saa ini Tari Muang Sangkal menjadi ikon seni tari di Madura. Sebagaimana disebut sebelumnya, tarian ini tetap eksis dan terjaga kelestariannya karena cukup digemari oleh generasi muda di Madura.
Di lansir dari seringjalan.com, Tari Muang Sangkal merupakan tarian asal Sumenep yang diciptakan oleh seorang seniman tari bernama Taufikurrahman pada tahun 1972.
Dilansir dari Mata Madura, sosok koreografer hebat bergelar R.P. itu diketahui wafat pada 20 November 2018 lalu.
Taufik, demikian akrab dipanggil, meninggal dunia pada usia 78 tahun karena penyakit yang diderita 3 tahun sebelumnya. Jenazahnya disemayamkan di Asta Panglegur Sumenep.
Tari Muang Sangkal (Mowang Sangkal) adalah salah satu dari berbagai tarian ciptaan Taufik yang mendunia.
Ciptaan Taufik lainnya, Tari Codhik Sumekar misalnya, dipersembahkan secara khusus pada Festival Keraton se-Asia Tenggara yang digelar di depan Masjid Jamik Sumenep pada akhir Oktober 2018 silam.

Pertunjukan Tari Muang Sangkal. (Foto: Istimewa)
Makna, Cara, dan Fungsi
Secara harfiah, Muang Sangkal adalah gabungan 2 kata dalam Bahasa Madura, Mowang yang berarti membuang, sedangkan Sangkal dimaknai sebagai kesialan.
Pada dasarnya, Tari Muang Sangkal ini sama dengan seni tari lainnya. Hanya saja memang memiliki keunikan tersendiri.
Penarinya harus perempuan semua. Pun jumlahnya harus ganjil, bisa satu, tiga, lima, tujuh, sebelas dan seterusnya.
Pakaian yang dipakai adalah busana pengantin legga dengan dodot khas Sumenep. Selain itu, penarinya tidak boleh dalam keadaan menstruasi.
Jika dilihat dari istilah yang membentuknya, Tari Muang Sangkal difungsikan sebagai tarian pengusir malapetaka.
Pun faktanya memang tarian ini digunakan sebagai tarian penyambut tamu atau tokoh dalam acara-acara besar dan berskala nasional hingga internasional di Sumenep.
Entah dengan maksud mengusir kesialan yang mungkin dibawa si tamu, yang pasti Tari Muang Sangkal bak tarian khusus penyambut tamu keraton tempo dulu.
Namun, terlepas dari itu Tari Muang Sangkal adalah karya seni tari fenomenal dari almarhum Taufik. Seorang koreografer tari asal Sumenep yang mendunia, penuh prestasi, bahkan ketika sudah tiada.
Kilas hidup, perjalanan dan prestasi Taufik di dunia tari, khusunya Tari Muang Sangkal, akan diulas pada tulisan berikutnya.
Pewarta: Ulum
Editor: Rafiqi