Probolinggo, Surau.ID — Memperingati 1.000 hari wafatnya almarhum almaghfurlah KH. Hasan Abdul Jalal berlangsung khidmat dan dihadiri ribuan jamaah, Rabu (17/12/2025). Dalam kesempatan tersebut, KH. Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar), ulama muda karismatik sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur, turut hadir dan menyampaikan ceramah keagamaan.
Dalam ceramahnya, Gus Kautsar menekankan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan bahasa bagi santri agar mampu memahami perkembangan zaman. Menurutnya, santri yang cerdas adalah mereka yang tidak hanya kuat secara spiritual, tetapi juga peka terhadap realitas yang akan dihadapi.
“Tolong bagi santri pelajari semua bahasa. Itu semua harus dipahami dengan baik. Karena santri yang cerdas adalah santri yang kenal dan mengerti zamannya, serta paham apa pun yang akan dihadapi,” dawuh Gus Kautsar di hadapan jamaah.
Beliau juga menegaskan bahwa keabadian sejati tidak terletak pada harta atau jabatan, melainkan pada keilmuan yang diwariskan. Gus Kautsar mengutip sabda Sayyidina Ali bahwa orang-orang yang hidup dengan ilmu akan tetap abadi meskipun telah lama wafat, sebab karya dan ilmunya terus hidup dan mengalir di tengah masyarakat.
“Orang yang hidup dengan keilmuan itu akan abadi selamanya. Biarpun orangnya sudah lama meninggalkan kita, namun karyanya tetap menetap dalam diri kita,” tuturnya.
Gus Kautsar juga mengingatkan agar santri tidak menjalani hidup tanpa manfaat. Ia menyebut banyak orang secara fisik hidup, namun secara nilai dan kontribusi justru seperti mayit yang berjalan karena tidak memberi dampak bagi lingkungan sekitarnya.
Dalam refleksinya, Gus Kautsar mengajak para santri untuk merenungkan makna hidup dan kematian. Menurutnya, ukuran kemuliaan seseorang dapat dilihat dari keikhlasan orang-orang yang datang mendoakannya setelah wafat.
“Sampean ke depan harus berpikir, nanti ketika mati bisa mengumpulkan orang sebanyak ini atau tidak. Seperti almarhum KH. Hasan Abdul Jalal,” katanya.
Ia mengaku tidak menyangka jamaah yang hadir dalam peringatan 1.000 hari tersebut begitu banyak. Menurutnya, kehadiran ribuan orang secara ikhlas merupakan bukti nyata kemuliaan dan keteladanan almarhum KH. Hasan Abdul Jalal semasa hidup.
“Ini bukti beliau adalah orang mulia,” pungkasnya.